Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Momen Haru saat Wisuda di Unimed, Seorang Ibu Mewakili Almarhum Putrinya Menggunakan Toga

Momen Haru saat Wisuda di Unimed, Seorang Ibu Mewakili Almarhum Putrinya Menggunakan Toga

MEDAN - Wisuda mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed), kali ini bernuansa berbeda.

Tak hanya kesenangan karena mendapat gelar dan Ijazah Sarjana, moment wisudah tahun ini juga bernuansa haru.

Di mana jika orang tua lain menanti anaknya berada di depan rektor dengan mengenakan Toga, berbeda dengan Suswati, ibu dari mahasiswa Universitas Negeri Medan (Unimed) Nia Simahate yang telah meninggal dunia sebelum prosesi wisuda berlangsung.

Suasana wisuda jadi haru ketika Suswati menerima penghormatan terakhir terhadap anaknya di panggung wisuda yang berlangsung, di Gedung Auditorium Unimed, Jumat (24/11/2023).

Penghormatan dilakukan dengan pemberian ijazah yang diwakili oleh Ibu almarhumah. Penyerahan ijazah ini dilakukan Rektor Unimed, Prof Baharuddin.

Tegar diwajah Suswati menyimpan besarnya rasa kehilangan dari anaknya yang terkenal sangat ceria juga begitu aktif.

"Nia itu anaknya penuh semangat, tidak pernah mengeluh, diakhir hidupnya pun meski sakit ia menyelesaikan skripsinya tanpa mengeluh. Itu juga yang membuat saya harus tegar menghadiri wisudanya hari ini. Karena dia punya keinginan kuat untuk menyelesaikan kuliah," cerita Suswati.

Nia Simahate S.Pd adalah gelar yang didapat mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Unimed itu.

Sebulan menjelang tanggal wisuda tepatnya 10 Oktober 2023 lalu, Nia meninggal dunia yang disebabkan oleh sakitnya.

Ibunya bercerita, bahwa keinginan Nia menjadi seorang guru begitu besar, Suswati yang juga seorang guru sangat memahami keinginan putrinya itu.

Itu sebabnya, di akhir hayat Nia sempat mengajar di salah satu sekolah di kampung halamannya Bener Meriah Aceh.

"Dia yang minta memang, Nia pengen ngajar, jadi sebelum meninggal sempat ngajar semingguan lebih," ujar Suswati.

Suswati mengaku begitu kehilangan anak pertamanya itu, tetapi ia senantiasa mencoba tegar, karena mengingat ketegaran Nia selama ini.

Dua tahun sebelum Nia, ayahnya sudah lebih dulu berpulang, dari kehilangan itu tentu pukulan berat baik itu bagi Nia maupun Suswati.

Tetapi hal itu tidak membuatnya harus berlarut dalam keterpurukan, dengan langkah tegar dan mata yang berkaca-kaca, Suswati mengambil ijazah anaknya dari tangan rektor.

Keceriaan Nia semasa hidup, memberi banyak semangat bagi orang-orang sekitarnya.

Hal itu disampaikan dua sahabatnya yang juga melakukan prosesi wisuda di hari yang sama.

Mia Nurmala dan Mei Cristin mengatakan banyak termotivasi oleh keseharian Nia yang meskipun bukan tergolong mahasiswa paling pintar di kelas, tetapi tetap menjalani penuh semangat.

"Nia itu orangnya aktif, ceria dan baik, dia juga sekretaris di kelas, jadi nggak jarang selalu membantu kita kalau ada urusan dengan dosen," ungkap keduanya.

Sedih terdalam bagi keduanya, ketika mendengar kabar kematian temannya itu.

"Sedihnya lagi kita itu nggak bisa lihat terakhirnya Nia, karena kan di kampungnya, jadi kita nggak bisa ngelayat," ujar Mia dengan sedih.

Hingga akhir hayatnya, Nia mendapatkan tempat khusus di hati teman-teman, dosen, Ibu dan Adik-adiknya.

Meskipun Nia sudah tiada, ia telah sukses meraih gelar sarjana pendidikan. Dia juga mampu menebar manfaat melalui penelitian-penelitian dan kebaikannya.

"Kami berdoa semoga Nia mendapat terbaik disisi Allah SWT, dan keluarga tetap tabah, Nia anak yang baik," pungkasnya. (*)

Sumber Nusantaraterkini.co

Posting Komentar untuk "Momen Haru saat Wisuda di Unimed, Seorang Ibu Mewakili Almarhum Putrinya Menggunakan Toga"